KH. MIFTAH MAULANA HABIBURRAHMAN (GUS MIFTAH) LULUS SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN PREDIKAT SUMMA CUMLAUDE DI UNISSULA

Menjadi sosok pemuka agama sekaligus publik figur, yaitu KH. Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab disapa dengan Gus Miftah, kini telah berhasil menyandang gelar Sarjana pendidikan dari Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Hal ini ia peroleh setelah menyelesaikan sidang skripsi yang digelar secara terbuka dan dihadiri oleh ribuan penonton di  Auditorium kampus Unissula pada Senin (6/2) lalu. Menariknya, sidang skripsi  yang digelar secara terbuka untuk umum ini dianugerahi penghargaan oleh Lembaga Prestasi Indonesia Dunia (Leprid) dan mencatatkan rekor baru sebagai Sidang Skripsi Terbuka yang Dihadiri Pengunjung Terbanyak.

Sidang Skripsi Terbuka untuk judul karya “Pendidikan Islam Berwawasan Kebangsaan Berbasis Metode Al Mizah Al Miftahiyyah” tersebut dipimpin langsung oleh Rektor Unissula, Prof.Dr. Gunarto SH., MH, yang bertindak sebagai Ketua Majelis Sidang. Dihadiri pula oleh Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Drs. Muhtar Arifin M.Lib. 

Prof. Gunarto menyampaikan, hari ini Unissula mendapat rahmat dari Allah SWT, khususnya Fakultas Agama Islam Unissula karena dipercaya menguji ulama besar yang sangat dekat dengan umat juga dekat dengan pemerintah.

“Skripsinya sangat bagus karena beliau menulis dan mengembangkan penelitian berdasarkan realitas dakwah yang dilakukannya yang terbukti efektif di masyrakat.” ujar Prof. Gunarto seusai acara.

Gus Miftah mengatakan bahwa judul skripsi ini dibuat didasarkan pada realitas sosial dimana masih banyak orang Islam di Indonesia memiliki pemahaman keagamaan yang tidak utuh. Menganggap bahwa cinta Indonesia berarti kafir, Pancasila merupakan bid’ah, hormat bendera merah putih hukumnya haram, hingga imajinasi mengubah Negara Indonesia menganut sistem khilafah.

“Pendidikan Islam berwawasan kebangsaan adalah suatu proses dalam rangkaian pandangan yang mencerminkan sikap dan kepribadian yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air.” ujar Gus Miftah

Adapun dosen pembimbing dan dosen penguji skripsi ialah Ahmad Muflihin S.Pd., M.Pd, yang juga Ketua Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), bersama Moh Farhan S.Pd.I., M.Pd.I, Dr. Choironi M.Ag., M.Pd.I, dan Sukijan Athoillah, M.Pd.`        

Dalam sidang skripsi berlangsung Gus Miftah mendapat nilai 95 dan lulus dengan IPK 3,56 serta meraih predikat Summa Cumlaude atau lulusan dengan predikat kehormatan tertinggi. Disampaikan oleh Prof. Gunarto, Gus Miftah juga mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) surat persetujuan untuk melanjutkan kuliah Magister di Prodi Magister Pendidikan Agama Islam Unissula.

Gus Miftah mengungkapkan motivasinya melanjutkan kuliah meski sudah menjadi ulama terkenal. Ia juga menyampaikan dirinya terketuk hatinya mendengar jawaban anak kecil yang ingin menjadi dirinya walaupun tidak menyelesaikan kuliah.

“Suatu hari ada anak kecil berusia tujuh tahun saat saya tanya cita-citanya ingin jadi apa? Ia menjawab ingin menjadi ulama terkenal seperti Gus Miftah. Kenapa ingin menjadi seperti Gus Miftah? Anak kecil itu menjawab karena Gus Miftah tetap bisa menjadi ulama terkenal meskipun tidak melajutkan kuliah. Saya merenung dan pilihan untuk tidak menlajutkan kuliah di masa lalu bukan pilihan yang bijak. Padahal saat itu saya hanya tinggal menyelesaikan beberapa mata kuliah saja dan skripsi. Ini preseden yang buruk dan bukan teladan yang baik bagi santri-santri saya yang juga banyak yang kuliah. Oleh karenanya saya memantapkan diri untuk melanjutkan kuliah.” ujarnya

Karena jawaban anak tersebut, ia pun termotivasi menyelesaikan kuliahnya. Selain itu, nasihat dari Habib Lutfi Bin Yahya Pekalongan pun menjadi motivasi bagi Gus Miftah untuk menyelesaikan kuliahnya. Gus Miftah di dorong untuk menyelesaikan pendidikan sarjana dan melanjutkan untuk mengambil program magister dan doktor. Ditambah dengan berbagai penawaran sebagai doktor honoris causa atau doktor kehormatan dari berbagai perguruan tinggi di tanah air maupun mancanegara.

Gus Miftah mengungkapkan “Banyak Universitas di dalam dan luar negeri yang akan memberikan gelar doktor honoris causa kepada saya, namun saya lebih memilih menempuh perkuliahan secara regular. Atas doa dari semuanya setelah mendapat gelar sarjana kali ini dan dilanjutkan ke program magister dan ke depannya program doktor maka lima tahun ke depan saya optimis bisa meraih gelar doktor.” ujarnya

Selain itu, Gus Miftah pada saat ditanya oleh audiens terkait alasannya melanjutkan kuliah di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang? Ia menuturkan “Yang pertama motto Unissula yang sejalan dengan prinsip dakwah yang ia yakini yaitu menganjurkan kebaikan dan mencegah kemugkaran, dan yang kedua akreditasi dari kampus Unissula telah terakreditasi Unggul.” ujarnya

Awalnya Gus Miftah tidak terlalu memikirkan soal gelar pendidikannya. Namun, pengalaman saat berdakwah diluar negeri membuka mata Gus Miftah jika gelar pendidikan sangat penting.